Powered By Blogger

Jumat, 07 Oktober 2011

Resistor

Resistor berfungsi sebagai                                                         
  • pembagi tegangan 
  • membatasi jumlah arus listrik                                    
Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus dapat dirumuskan dalam sebuah persamaan yaitu HUKUM OHM,


V=1R

Ket   :
    R       = Hambatan listrik (ohm)
    V       = Tegangan/beda potensial listrik (volt)
    I        = Kuat arus listrik (ampere)

Nilai resistor dapat diketahui melalui kode warna yang berupa gelang-gelang warna pada badan resistor.



     Kode Warna dan Nilai Resistor
 Warna
Pita Pertama
Pita Kedua
Pita Ketiga
(Pengali)
Pita Keempat
(Toleransi)
Pita Kelima
(Koefisien Suhu)
Hitam
0
0
x 100


Coklat
1
1
x 101
±  1% (F)
100 ppm
Merah
2
2
x 102
±  2% (G)
50 ppm
Jingga
3
3
x 103

15 ppm
Kuning
4
4
x 104

25 ppm
Hijau
5
5
x 105
±  0.5% (D)

Biru
6
6
x 106
±  0.25% (C)

Ungu
7
7
x 107
±  0.1% (B)

Abu-abu
8
8
x 108
±  0.05% (A)

Putih
9
9
x 109


Emas



±  5% (J)

Perak



±  10% (K)

Polos



±  20% (M)


Cara mengetahui nilai resistor adalah sebagai berikut :
Misalnya,kode warnanya :
A   : merah    = 1
B   : jingga     = 3
C   : jingga     = 3
D   : Emas      = 5 % (sebagai toleransi)

Rumus mencari nilai resistor adalah  : R=AB x 10c ohm ± D

                                                             

Berdasarkan nilainya resistor dibagi menjadi dua yaitu  : 
   1. Resistor tetap  : Resistor yang nilainya tidak dapat diubah-ubah.
      
   2. Resistor variabel : Resistor yang nilainya dapat diubah-ubah.